Cinta Bukan Sekedar Pengakuan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس اجمعين

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintai daripada orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya.” (HR. Al-Bukhari 15 dan Muslim 44)

Syaikh Al-‘Allamah Sulaiman bin Abdillah Alu Syaikh berkata:

وأكثر الناس يدَّعي أن الرسول صلى الله عليه وسلم أحب إليه مما ذكر فلابد من تصديق ذلك بالعمل والمتابعة له وإلاَّ فالمدَّعي كاذب، فإن القرآن بين أن المحبة التي في القلب تستلزم العمل الظاهر بحسبها كما قال تعالى: ” قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم ”

“Dan mayoritas orang mengaku cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih dari siapapun. Tentu pengakuan itu haruslah dibuktikan dengan “tashdiq” (pembenaran) dengan amal dan meneladani beliau, jika tidak maka itu hanyalah pengakuan dusta. Karena Al-Qur’an menegaskan bahwa kecintaan dalam hati mengonsekuensikan amalan secara lahir. Sebagaimana firman Allah, “Katakanlah hai Muhammad, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, maka Allah akan menyintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Taisirul ‘Azizil Hamid hal. 832)

Para Ulama berkata:

ليس الشأن أن تحب إنما الشأن أن تحب

“Urusannya bukan bagaimana engkau menyinta, tetapi yang paling penting bagaimana supaya engkau dicinta.” (Tafsir Ibnu Katsir 1/340)

Al-Ustâdz Fikri Abul Hasan

Telegram Channel
Join: @manhajulhaq

manhajul-haq.blogspot.co.id

♻ Republished by MRA Al-Jafari Al-Alabi
📁 Grup WA & TG : Dakwah Islam
🌐 TG Channel : @DakwahIslam

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Tinggalkan komentar